Senin, 11 April 2016

Keterkaitan Ilmu Dan Ulama

Assalamu'alaikum Wr,. Wb.
  
  Kali ini saya akan menyampaikan keterkaitan ilmu dan ulama. Yang sudah kita ketahui orang yang punya banyak ilmu adalah orang yang paling bahagia. kenapa bisa begitu..? karena dengan ilmu kita bisa menggenggam dunia, dengan ilmu kita tak mudah terhasut, dengan ilmu kita bisa memberantas kebodohan. Sesuai hadist Rasulullah, " Ilmu itu tiada bandinganya bagi orang yang berniat benar. Yaitu berniat untuk memberantas kebodohan bagi dirinya dan orang lain." (HR. Imam Ahmad)
 Imam al-Ajurri meriwayatkan dengan sanadnya dari Abud Darda’radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh keutamaan seorang ahli ilmu di atas ahli ibadah adalah laksana keutamaan bulan purnama di atas seluruh bintang-gemintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi-nabi. Sedangkan para nabi tidak mewariskan uang dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu itu niscaya dia memperoleh jatah warisan yang sangat banyak.” (lihat Akhlaq al-’Ulama, hal. 22)
  Imam al-Ajurri meriwayatkan dengan sanadnya dari Zur bin Hubaisy. Dia berkata: Shofwan bin ‘Asal al-Muradi mengabarkan kepada kami. Dia berkata: Aku pernah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk menuntut ilmu.” Beliau pun menjawab, “Selamat datang, wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penuntut ilmu diliputi oleh para malaikat dan mereka menaunginya dengan s ayap-sayap mereka. Kemudian sebagian mereka menaiki sebagian yang lain sampai ke langit dunia, karena kecintaan mereka terhadap apa yang mereka lakukan.” (lihat Akhlaq al-’Ulama, hal. 37)
  Ibnu Wahb meriwayatkan dari Imam Malik. Imam Malik berkata: Aku mendengar Zaid bin Aslam -gurunya- menafsirkan firman Allah ta’ala (yang artinya), “Kami akan mengangkat kedudukan orang-orang yang Kami kehendaki.” (QS. Yusuf: 76). Beliau berkata, “Yaitu dengan ilmu.” (lihat Syarh Shahih al-Bukhari karya Ibnu Baththal [1/133], Umdat al-Qari [2/5], dan Fath al-Bari [1/172])

Petaka Lenyapnya Ilmu

  Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sebagian di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan merebak.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-’Ilm[80] dan Muslim dalam Kitab al-’Ilm [2671]) 
  Hancurnya alam dunia ini -dengan terjadinya kiamat- akan didahului dengan hancurnya pilar-pilar penegak kemaslahatan hidup manusia yang menopang urusan dunia dan akherat mereka. Di antara pilar tersebut adalah; agama, akal, dan garis keturunan/nasab. Rusaknya agama akibat hilangnya ilmu. Rusaknya akal akibat khamr. Adapun rusaknya nasab adalah karena praktek perzinaan yang merajalela di mana-mana (lihat Fath al- Bari[1/218])  
  Yang dimaksud terangkatnya ilmu bukanlah dicabutnya ilmu secara langsung dari dada-dada manusia. Akan tetapi yang dimaksud adalah meninggalnya para ulama atau orang-orang yang mengemban ilmu tersebut (lihat Fath al-Bari [1/237]).
  Hal itu telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abdullah bin Amr al-Ash radhiyallahu’anhuma, “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu itu secara tiba-tiba -dari dada manusia- akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara mewafatkan para ulama. Sampai-sampai apabila tidak tersisa lagi orang alim maka orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin dari kalangan orang yang bodoh. Mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-’Ilm [100] dan Muslim dalam Kitab al-’Ilm [2673])
  Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus aku untuk mendakwahkannya laksana hujan deras yang membasahi bumi. Di muka bumi itu ada tanah yang baik sehingga bisa menampung air dan menumbuhkan berbagai jenis pohon dan tanam-tanaman. Adapula jenis tanah yang tandus sehingga bisa menampung air saja dan orang-orang mendapatkan manfaat darinya. Mereka mengambil air minum untuk mereka sendiri, untuk ternak, dan untuk mengairi tanaman. Hujan itu juga menimpa tanah yang licin, ia tidak bisa menahan air dan tidak pula menumbuhkan tanam-tanaman. Demikian itulah perumpamaan orang yang paham tentang agama Allah kemudian ajaran yang kusampaikan kepadanya memberi manfaat bagi dirinya. Dia mengetahui ilmu dan mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak mau peduli dengan agama dan tidak mau menerima hidayah Allah yang aku sampaikan.” (HR. Bukhari)
Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan segi keserupaan antara hujan dengan ilmu agama. Beliau berkata, “Sebagaimana hujan akan menghidupkan tanah yang mati (gersang), demikian pula ilmu-ilmu agama akan menghidupkan hati yang mati.” (lihat Fath al-Bari [1/215]).
  Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah subhanahu menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/bumi tidak akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan ilmu.” (lihatal-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu, hal. 227). Wallahu a’lam.


Sumber :
Penulis  Abu Mushlih Ari Wahyudi 

Wassalamu'alaikum Wr,. Wr.

Cita-Citaku Setelah Tamat SMP



Assalamu'alaikum Wr., Wb

  Nama lengkap saya adalah Mohamad Faturokhman, biasa dipanggil Fatur. Saya bersekolah di SMPN 1Gabuswetan tepatnya di kelas 91.
  Alamat rumah saya di Blok Bor, Desa Sukamelang RT 03 RW 01. Jarak rumah saya ke sekolahan kurang lebih 3 KM. Saya pergi ke sekolah menggunakan sepeda.
  Alhamdulillah Papah saya bekerja sebagai Wiraswasta, dan bisa menghidupi keluarga kami. Sedangkan Mamah saya bekerja mengurusi rumah bisa disebut Ibu Rumah Tangga (IRT). Saya sangat bersyukur bisa hidup berkecukupan, masih bisa merasakan indahnya bangku sekolah yang belum tentu orang lain bisa merasakanya. Dan saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya karena dengan bimbingan dan ilmu yang diberikanya saya bisa seperti ini. Untuk orang-orang yang masih mempunyai orang tua mungkin kata-kata ini cocok dijadikan motivasi buat kita yang ingin membalas jasa-jasanya walaupun mereka tak meminta. " Tiada kata yang pantas buat sosok orang tua selain kata berbakti." Yang masih belum bisa memberi kebahagiaan kepada orang tua, cukuplah kita berbakti kepadanya dengan tidak melawan, membantah. Dan selalu hadirkan orang tua disetiap doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT.
  Saya telah bersekolah SMP ini selama 3 tahun, dan tahun ini adalah tahun terakhir dimana saya bisa merasakan indahnya masa masa SMP. Dan setelah tamat SMP, saya akan melanjutkan ketingkat yang lebih inggi dan insyaAllah saya akan berlanjut ke SMK Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Saya memilih bersekolah di Farmasi ini dikarenakan sekolah ini sejalur dengan apa yang saya cita citakan yaitu bisa bekerja dibidang kesehatan.
  Yang sedang menuntut ilmu janganlah menyerah, karena menurut Imam AL Ghazali "Menuntut ilmu adalah taqwa, menyampaikan ilmu adalah ibadah, mengulang-ulang ilmu adalah zikir, dan mencari ilmu adalah jihad." Dengan ilmu selain kita bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang benar tapi juga bisa bernilai ibadah.
  Teruslah menuntut ilmu, karena dengan ilmu kita dapat menjaga diri dari berbagai syubhat (kerncuan pemikiran) yang menyerang. Dengan ilmu juga kita dapat membantah argumen orang-orang yang ingin merusak agama. Dan ilmu adalah jalan menuju Surga.
  Terimakasih atas perhatianya. Saya akhiri,

Wassalamu'alaikum Wr., Wb.